MAKASSAR - Dinas Lingkungan Hidup bersama Pemerintah Kota Makassar gaungkan Makassar Bebas Sampah melalui kampanye digital yang diunggah berturut-turut selama beberapa bulan di tahun 2025.
Hal ini disampaikan langsung dengan teks singkat “langkah kecil menuju perubahan besar dimulai dari sini, dari dapur rumah, taman kota, hingga pasar tradisional. Dengan Teba atau lubang biopori besar ini, masyarakat diajak mengenal cara sederhana mengelola sampah organik dari sumbernya” dan tagar Makassar Bebas Sampah, Kamis (6/11/2025).
Dinas lingkungan hidup melalui rilis video menegaskan bahwa komitmennya sebagai penggerak utama dan senantiasa menyediakan fasilitas penaganan daur ulang sampah.
“Sampah, isu yang membutuhkan solusi kolaboratif. Untuk mewujudkan pembangunan bnerkelanjutan, dinas lingkungan hidup hadir sebagai penggerak utama DLH tidak hanya mengatur tetapi juga membina, memfasilitasi dan juga menyediakan sarana penanganan mulai dari hulu ke hilir mulai dari program bank sampah hingga penyediaan fasilitas daur ulang,” ungkap Dinas Lingkungan Hidup melalui kampanye digitalnya.
Lebih lanjut, DLH juga mengajak masyarakat ubtuk berpartispasi dalam pengelolaan sampah, “DLH berkomitmen menciptakan lingkungan yang bersih dan ekonomi yang sirkular namun ini tidak akan berhasil tanpa peran aktif masyarakat kota makassar. Kelola sampah bersama wujudkan kota yang sehat dan masa depan yang berkelanjutan,” ajak Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar kepada masyarakat.
Pengelolaan sampah yang berkelanjutan dimulai sejak dari sumbernya. Pemilahan sampah di rumah tangga, pasar, sekolah, hingga kantor menjadi langkah penting untuk mengurangi timbulan sampah sejak awal.
“Soal pengelolaan sampah, perlu upaya edukasi kepada masyarakat pun perlu terus digalakkan agar tumbuh kesadaran bersama dalam mengelola sampah secara benar dan bertanggung jawab,” Kepala Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Sulawesi-Maluku (Pusdal LH Suma) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Dr. Azri Rasul, yang disampaikan pada Rabu (27/8) lalu.
Selaku Kepala Pusdal LH Suma KLH, Dr. Azri Rasul, diterima langsung oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin didampingi Kepala DLH Makassar, Helmy Budiman.
Pada kesempatan tersebut, Azri Rasul, menegaskan pentingnya pengelolaan sampah sejak dari sumber, yakni di tingkat rumah tangga, sekolah, pasar, hingga perkantoran.
Menurut Azri, salah satu langkah paling fundamental adalah membiasakan masyarakat melakukan pemilahan sampah sejak awal.
Edukasi publik harus terus digencarkan agar warga benar-benar memahami cara mengelola sampah secara benar dan berkelanjutan.
“Kalau kita bisa menyelesaikan sampah di hulu, maka persoalan di hilir akan jauh lebih ringan. Pemilahan sejak rumah tangga adalah kunci,” tegasnya.
Selain pengelolaan di hulu, Azri juga menekankan optimalisasi pengolahan di bagian tengah. Ia mencontohkan keberadaan fasilitas TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang sudah berjalan di beberapa daerah.
Fasilitas tersebut, menurutnya, harus dimaksimalkan untuk mengurangi timbulan sampah secara signifikan. Begitu pula dengan berbagai inisiatif masyarakat seperti bank sampah, sentra maggot untuk sampah organik, hingga pusat pengolahan plastik skala kecil dan menengah.
Azri juga menyebut bahwa upaya konsisten Pemkot Makassar dalam tata kelola sampah berpeluang besar meraih penghargaan nasional, termasuk Adipura.
Namun, ia menegaskan bahwa tujuan utama bukan sekadar mengejar penghargaan, melainkan menghadirkan lingkungan yang sehat bagi masyarakat.
“Kalau semua dikerjakan dengan maksimal, reward seperti Adipura itu akan datang dengan sendirinya. Yang lebih penting adalah bagaimana Makassar benar-benar menjadi kota bersih, hijau, dan sehat,” kata Azri.
Pertemuan yang digelar pada Agustus 2025 lalu, menjadi momentum bagi KLH dan Pemkot Makassar untuk memperkuat kolaborasi dalam menciptakan tata kelola sampah yang lebih baik, berkelanjutan, dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyambut baik dorongan KLH. Ia menegaskan bahwa persoalan sampah adalah tanggung jawab bersama yang harus ditangani dengan serius dan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
“Persoalan sampah tidak bisa hanya tugas pemerintah. Semua pihak harus bergerak bersama, dari rumah tangga, agar Makassar benar-benar bisa kita wujudkan sebagai kota bersih, hijau, dan sehat,” kata Munafri.
Adanya kolaborasi menjadi komitmen bersama KLH dan Pemkot Makassar dalam mendorong lahirnya ekosistem tata kelola sampah yang lebih efektif, proaktif, dan partisipatif.