MAKASSAR -Upaya meningkatkan kapasitas generasi muda dalam bidang pelestarian lingkungan hidup kembali diperkuat melalui kegiatan Pelatihan Saka Kalpataru yang diselenggarakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar pada Selasa, (18/11/2025) yang berlangsung di Hotel Novotel Makassar.
Kegiatan ini menghadirkan Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Sulawesi dan Maluku (Pusdal LH Suma) sebagai narasumber untuk materi Krida Perubahan Iklim dan Krida Keanekaragaman Hayati (Kehati).
Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari program peningkatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan lingkungan hidup yang fokus pada penguatan satuan komunitas Saka Kalpataru di Kota Makassar.
Melalui kegiatan tersebut, anggota Pramuka diharapkan memahami secara lebih mendalam isu perubahan iklim, keanekaragaman hayati, serta praktik pengelolaan sampah dan lingkungan secara berkelanjutan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, Helmy Budiman dalam sambutannya menekankan bahwa pendidikan lingkungan hidup harus dimulai sejak dini melalui pendekatan komunitas dan pembinaan generasi muda, salah satunya melalui Saka Kalpataru.
“Pramuka bukan hanya tentang kedisiplinan dan keberanian, tetapi juga kepedulian terhadap lingkungan. Melalui Saka Kalpataru, kita membentuk generasi muda yang memahami persoalan bumi dan mampu bertindak nyata,” ujar Helmy Budiman dalam sambutannya.
Helmy Budiman juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pusdal LH Suma atas kesediaan hadir sebagai narasumber utama.
“Kami sangat mengapresiasi kehadiran Tim dari Pusdal LH Suma. Kehadiran beliau memperkaya pemahaman peserta dan memperkuat sinergi pemerintah kota dengan instansi teknis lingkungan hidup,” tambahnya.
Narasuber pada kegiatan ini antara lain yakni Sumarni perwakilan dari DLHK Provinsi Sulsel dengan tema Krida 3R dan Apriady dengan materi Krida Perubahan Iklim dan Krida Keanekaragaman Hayati (Kehati) yang menjadi dasar pembentukan karakter peduli lingkungan di kalangan anggota Pramuka.
Dalam kesempatan pertama, Marni menegaskan bahwa Sampah adalah isu global yang dampaknya kini semakin terasa di tingkat lokal maupun nasional.
“sampah ancaman masa depan, yang merupakn kenyataan hari ini. Anak-anak muda harus memahami hal ini agar mampu menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing,” tegas Marni di hadapan peserta.
Selain itu, pada materi Kehati, Apriady juga menjelaskan pentingnya keanekaragaman hayati sebagai pilar keseimbangan ekosistem. Ia menyoroti bahwa Kota Makassar dan Sulawesi secara umum memiliki kekayaan spesies yang sangat tinggi, namun menghadapi tantangan serius akibat urbanisasi, pencemaran, dan alih fungsi lahan.
“Bicara soal kehati berarti bicara tentang identitas alam kita. Tugas kalian sebagai Pramuka adalah menjaga agar kekayaan spesies ini tetap lestari untuk generasi mendatang,” jelasnya.
Saka Kalpataru merupakan salah satu satuan komunitas dalam Gerakan Pramuka yang fokus pada empat krida utama: Krida 3R (Reduce, Reuse, Recycle), Krida Perubahan Iklim, Krida Kehat dan Krida Pemulihan Lahan
Melalui pelatihan ini, DLH Makassar ingin memastikan seluruh anggota Saka Kalpataru dapat memahami secara teknis dan praktis implementasi setiap krida tersebut.
Apriady menekankan pentingnya mengubah pengetahuan lingkungan menjadi aksi nyata di lapangan.
“Pelatihan ini bukan sekadar menambah wawasan, tetapi harus diterjemahkan menjadi kegiatan nyata di pangkalan masing-masing. Saka Kalpataru bukan simbol, melainkan gerakan,” katanya.
Ia juga mengajak seluruh pembina Pramuka untuk menjadikan isu lingkungan sebagai bagian dari kurikulum non-formal di pangkalan sekolah maupun komunitas.
Kolaborasi lintas instansi ini menegaskan bahwa isu lingkungan membutuhkan pendekatan multi-pihak agar hasilnya maksimal.
Kegiatan ditutup pada pukul 12.30 WITA dengan harapan besar agar pelatihan ini tidak berhenti sampai di ruang seminar, tetapi menjadi pelopor tindakan lingkungan di tingkat sekolah dan komunitas.
Kepala DLH Makassar menegaskan komitmen pemerintah kota untuk terus memperkuat Saka Kalpataru sebagai wadah membangun kesadaran lingkungan generasi muda.
Dengan sinergi Pusdal LH Suma, DLH Makassar, DLHK Provinsi Sulawesi Selatan, serta Gerakan Pramuka, harapannya Saka Kalpataru Kota Makassar semakin solid dalam menjalankan fungsi edukasi, aksi lingkungan, dan pelestarian alam di tengah semakin kompleksnya tantangan perubahan iklim.