MAKASSAR - Dinas Lingkungan Hidup melakukan kunjungan ke sejumlah Bank Sampah umum di Kota Makassar untuk meninjau kemabali kondisi dan aktvitas Bank Sampah tersebut. Salah satu titik kunjungan yaitu berada di Kecamatan Rapocini Kelurahan Gunungsari, pada Senin (3/11/2025).
Dinas Lingkungan Hidup melalui kunjungan tersebut mengungkapkan bahwa bank sampah Kecamatan Rapocini aktif menjalankan berbagai program unggulan dan melakukan beragam inovasi.
“Bank sampah umum di wilayah ini terlihat sudah sangat mandiri dan aktif menjalankan berbagai program unggulan mulai dari sampah ditukar menjadi obat, sampah ditukar mejadi sayur mayur hingga beragam inovasi lainnya yang terus mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Upaya seperti ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi bank sampah lainnya dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat dan berkelanjutan,” ungkap DLH Kota Makassar.
Sebelumnhya kunjungan juga dilakukan Wakil Menteri (Wamen) Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal RI pada Senin (5/5), Wamen mengapresiasi berbagai inisiatif warga dalam mengelola sampah dan memanfaatkan lahan kosong menjadi pusat kegiatan ekonomi berbasis lingkungan.
“Kegiatan yang dilakukan warga Rappocini ini sangat positif. Mereka tidak hanya mengelola sampah, tetapi juga mengubah lahan kosong menjadi area produktif,” ujar Ahmad Riza di hadapan warga dan mahasiswa yang hadir.
Menurutnya, program Bank Sampah bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga menjadi instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ia mencontohkan pemanfaatan sampah plastik yang telah dipilah, dicacah, dan dijual kembali, menghasilkan uang yang bermanfaat bagi kebutuhan warga.
Selain itu, Wamen juga menyoroti inisiatif warga dalam budidaya ikan air tawar di lahan sempit menggunakan kolam terpal sederhana. Menurutnya, kegiatan ini memperkaya model ekonomi sirkular yang dapat dicontoh oleh wilayah lain di Indonesia.
Kunjungan dilanjutkan ke Bank Sampah Cokonuri, yang dikenal dengan program Eco Brick—pembuatan bata dari limbah plastik yang dipadatkan ke dalam botol. Ahmad Riza menyebut Eco Brick sebagai contoh kreativitas warga dalam menangani limbah plastik.
“Eco Brick adalah solusi cerdas. Bahannya berasal dari lingkungan sekitar, dan proses pembuatannya pun sederhana. Ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah bisa dilakukan oleh siapa saja,” tambahnya.
Direktur Bank Sampah Cokonuri menjelaskan bahwa Eco Brick tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk pembangunan fasilitas umum seperti taman atau pagar.
Dalam kesempatan ini, Ahmad Riza yang juga menjabat sebagai Ketua Resimen Mahasiswa Nasional, turut mengajak para mahasiswa yang hadir untuk lebih aktif dalam gerakan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut, H. Syahrir, Koordinator Resimen Mahasiswa Provinsi Sulawesi Barat, yang juga menyatakan dukungan penuh terhadap program edukasi lingkungan berbasis komunitas yang dikembangkan warga Rappocini.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi warga, Wamen berharap kegiatan serupa dapat diperluas ke wilayah lain dan menjadi bagian dari gerakan nasional pengelolaan sampah terpadu.
Dinas Lingkungan Hidup Lakukan Kunjungan ke Sejumlah Bank Sampah di Kota Makassar