Palopo – Forum Pencinta Alam Palopo (FORPA) memulai gerakan aksi sosial peduli lingkungan dengan menggelar bakti sosial di Kelurahan Ponjalae, TPI. Kegiatan ini menjadi langkah awal dari agenda rutin mingguan yang akan dilaksanakan di berbagai titik rawan sampah di Kota Palopo, (18/5/5).
Sebanyak 63 organisasi pencinta alam yang tergabung dalam FORPA menyatakan komitmennya untuk turun langsung ke lapangan setiap minggu, melakukan aksi bersih-bersih dengan memungut sampah di sejumlah titik yang dinilai memprihatinkan.
Ketua FORPA Palopo menyampaikan Gerakan ini menjadi simbol cinta lingkungan dan bentuk kepedulian nyata terhadap kondisi alam yang semakin terancam akibat sampah, terutama sampah plastik.
“Ini bukan hanya sekadar aksi, tapi komitmen bersama pencinta alam untuk menjaga kelestarian Kota Palopo. Kami ingin mengajak seluruh masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama ke sungai dan laut,” ujar Aswin Sakke.
Selain menggelar aksi bersih-bersih, FORPA juga mengajak Pemerintah Kota Palopo dan DPRD untuk meninjau ulang Peraturan Daerah (Perda) terkait pengelolaan sampah dan lingkungan.
Aswin juga menyoroti penataan ruang dan pembangunan kota yang dinilai kurang memperhatikan keberadaan saluran air (got), yang kini banyak tertutup bangunan, memperparah tersumbatnya drainase akibat sampah.
“Banyak saluran air tertutup bangunan dan dipenuhi sampah. Ini bisa menyebabkan banjir, karena air tidak bisa lagi meresap ke tanah. Jika ini terus dibiarkan, Palopo bisa menghadapi bencana ekologis,” tambahnya.
FORPA juga menghimbau masyarakat dan pemerintah untuk saling bersinergi menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Gerakan ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi semua elemen untuk lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, dimulai dari hal kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan.
FORPA percaya, perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang konsisten. Aksi ini menjadi bukti bahwa cinta terhadap alam bukan sekadar slogan, tapi aksi nyata demi masa depan Kota Palopo yang bersih dan lestari.
