Jakarta — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, resmi melantik Mochamad Irfan Yusuf akrab disapa Gus Irfan sebagai Menteri Haji dan Umrah pertama di Istana Negara, Senin (8/9).
Penunjukan ini menjadi tonggak sejarah baru dalam pengelolaan ibadah haji dan umrah di Tanah Air.
Gus Irfan bukan nama baru dalam dunia keagamaan dan pendidikan pesantren. Lahir di Jombang, Jawa Timur pada 1962, ia merupakan cucu pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy’ari, sekaligus putra dari KH Yusuf Hasyim. Warisan keilmuan dan nilai-nilai pesantren itulah yang membentuk karakter kepemimpinannya hingga kini.
Gus Irfan menempuh pendidikan tinggi di Universitas Brawijaya, Malang, hingga meraih gelar sarjana dan magister. Ia kemudian menyelesaikan studi doktoralnya di bidang Manajemen Pendidikan Islam dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada Februari 2025.
Sejak muda, ia telah mengabdikan diri dalam dunia pesantren, mulai dari menjabat sebagai Sekretaris Umum Pesantren Tebuireng sejak 1989 hingga memimpin Pesantren Al-Farros sejak 2006. Tak hanya itu, ia juga turut mengembangkan ekonomi pesantren melalui peran strategis sebagai Komisaris Utama PT BPR Tebuireng selama lebih dari dua dekade.
Masuk ke dunia politik melalui Partai Gerindra, Gus Irfan terpilih sebagai anggota DPR RI dari Dapil Jawa Timur VIII dalam Pemilu 2024.
Kiprahnya makin dikenal publik saat ia dipercaya memimpin Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) dan mendorong transformasinya menjadi kementerian penuh.
Kini, sebagai Menteri Haji dan Umrah, Gus Irfan membawa misi besar melalui visi “Tri Sukses Haji dan Umrah”, yang mencakup:
1. Sukses Penyelenggaraan Ritual Ibadah, dengan memastikan kelancaran setiap prosesi haji dan umrah.
2. Sukses Ekosistem Ekonomi, dengan penguatan UMKM halal dan pengembangan keuangan syariah.
3. Sukses Menanamkan Nilai Peradaban, agar jemaah menjadi duta Islam yang moderat, santun, dan berwawasan global.
Mulai tahun 2026, Kementerian Haji dan Umrah akan mengambil alih penuh seluruh operasional ibadah haji, sebuah langkah strategis untuk memperkuat kedaulatan dan efisiensi pelayanan jemaah Indonesia.
Dengan latar belakang kuat di pesantren, akademik, dan politik, Gus Irfan diyakini mampu menjadi jembatan antara umat, negara, dan dunia internasional dalam pengelolaan haji dan umrah yang lebih modern, transparan, dan berkeadilan.