Israel kembali melancarkan serangan udara di dekat klinik kesehatan Deir al-Balah, wilayah Gaza, Palestina, pada Kamis (10/7/2025).
Serangan tersebut terjadi ditengah-tengah pendiskusian terkait gencatan senjata Israel dan Hamas yang tengah berlangsung di Qatar. Hingga saat ini belum ada keterangan lebih lanjut kesepakatan antara kedua belah pihak.
Serangan udara tersebut menghantam warga yang berada di dekat pusat medis, Gaza hingga menewaskan 16 orang, termasuk anak-anak, dan melukai lebih banyak orang.
Dari rekaman video yang beredar dikutip dari keterangan metro tv serangan di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah menunjukkan jasad perempuan dan anak-anak tergeletak di genangan darah di tengah debu dan jeritan. Satu klip menunjukkan beberapa anak tak bergerak terbaring di atas kereta keledai.
"Dia tidak melakukan apa-apa, dia tidak bersalah, sumpah. Mimpinya adalah agar perang berakhir dan mereka mengumumkannya hari ini, untuk kembali bersekolah," kata Samah al-Nouri, duduk di samping jasad putrinya, yang tewas dalam ledakan itu, seperti dari dikutip Channel News Asia, Jumat 11 Juli 2025.
Pejabat senior Israel mengatakan pada hari Rabu bahwa kesepakatan kemungkinan besar tidak akan tercapai dalam satu atau dua minggu ke depan. Namun, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan pada hari Kamis bahwa ia berharap akan tercapai kesepakatan.
"Saya pikir kita semakin dekat, dan saya pikir mungkin kita lebih dekat daripada sebelumnya," kata Rubio kepada para wartawan di KTT ASEAN di Malaysia.
Serangan berulang oleh pasukan Israel dalam beberapa pekan terakhir telah menewaskan ratusan warga Gaza, banyak di antaranya warga sipil, dan melukai ribuan lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat, yang memberikan beban berat pada beberapa rumah sakit yang tersisa di wilayah kantong tersebut.
Menipisnya pasokan bahan bakar berisiko menimbulkan gangguan lebih lanjut di rumah sakit yang setengah beroperasi, termasuk inkubator di unit neonatal Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza, kata para dokter di sana.
"Kami terpaksa menempatkan empat, lima, atau terkadang tiga bayi prematur dalam satu inkubator." Kata Dr. Mohammed Abu Selmia, direktur rumah sakit, seraya menambahkan bahwa bayi-bayi prematur kini berada dalam kondisi kritis.