JAKARTA – Tahun ini, perhatian publik tertuju pada dua tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang diusulkan menjadi pahlawan nasional, yakni Syaikhona Muhammad Kholil dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), (10/11/25).
Syaikhona Muhammad Kholil, adalah ulama legendaris dari Bangkalan, Madura, lahir sekitar 1820–1835. Beliau dikenal sebagai guru para pendiri NU, termasuk Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari.
Makam beliau kini menjadi tempat ziarah bagi umat Islam dari berbagai penjuru Indonesia, menandakan betapa besar pengaruhnya dalam dunia keagamaan.
Sementara itu, Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur, lahir di Jombang pada 7 September 1940, menorehkan jejak sebagai Presiden ke-4 RI sekaligus Ketua Umum NU (1984–1999).
Gus Dur dikenal sebagai tokoh reformasi dan pemikir pluralisme, yang mengedepankan toleransi dan demokrasi di Indonesia.
Meski kedua tokoh ini masih dalam tahap usulan, publik berharap pemerintah segera memberikan pengakuan resmi atas jasa besar mereka bagi bangsa.
Usulan ini menjadi pengingat bahwa kiprah para ulama dan tokoh nasional tetap relevan dan inspiratif bagi generasi masa kini.
Pengusulan Syaikhona Muhammad Kholil dan Gus Dur sebagai pahlawan nasional bukan sekadar penghargaan formal, tetapi juga simbol penghormatan terhadap nilai-nilai kebangsaan, keagamaan, dan kemanusiaan yang mereka wariskan.
Semoga langkah ini menginspirasi generasi muda Indonesia untuk meneladani keteladanan mereka dalam memperjuangkan ilmu, toleransi, dan kemajuan bangsa.