Masamba — Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Luwu Utara kembali menggaungkan suara rakyat yang selama ini diabaikan. Puluhan kader HMI bersama massa aksi menggelar demonstrasi besar-besaran menuntut keadilan bagi pekerja PT. Surya Sawit Sejahtera (SSS), (11/8/25).
Aksi ini membawa sejumlah tuntutan penting, di antaranya:
1. Peningkatan kesejahteraan pekerja
2. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
3. Penghentian Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak tanpa pesangon
4. Penghentian pencemaran lingkungan akibat limbah sawit
Aksi dimulai dari Monumen Masamba Affair dan dilanjutkan dengan long march menuju gedung DPRD Luwu Utara. Sepanjang perjalanan, massa menyuarakan orasi lantang, menegaskan bahwa perjuangan di jalanan adalah bentuk "sidang rakyat" yang sah ketika saluran formal gagal menyentuh nurani penguasa modal.
“Kami tidak hanya berorasi untuk hari ini, tetapi untuk masa depan. Untuk anak-anak yang kelak bertanya, apa yang kita lakukan saat ketidakadilan berdiri di depan mata,” ujar Irsyad Al Farizi, Jenderal Lapangan aksi.
Menurut Irsyad, aksi ini bukan hanya jawaban atas ketidakadilan, tetapi juga merupakan respon langsung terhadap tantangan terbuka dari pihak PT. SSS yang sebelumnya mempersilakan mahasiswa untuk melakukan demonstrasi.
HMI menjawab tantangan itu dengan menghadirkan massa dan menguasai ruang publik, namun pihak perusahaan justru tidak hadir untuk berdialog.
“PT. SSS boleh bersembunyi di balik tembok, tapi tidak bisa bersembunyi dari suara rakyat. Jika Kamis nanti tidak ada langkah nyata, kami akan perbesar gelombang ini,” tegas Irsyad.
Wakil Jenderal Lapangan, Furqon, menambahkan bahwa rakyat tidak sedang meminta belas kasihan, tetapi sedang menuntut hak dan keadilan yang seharusnya dijamin oleh negara.
Setelah tiba di gedung DPRD, massa aksi hanya ditemui oleh beberapa anggota dewan. Meski demikian, DPRD berjanji akan menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan menghadirkan pihak PT. SSS pada Kamis, 14 Agustus 2025. DPRD juga menyatakan kesediaannya untuk mengantar langsung surat resmi RDP ke pihak perusahaan.
HMI Cabang Luwu Utara menegaskan bahwa Kamis mendatang akan menjadi ujian nyata bagi DPRD dan PT. SSS. Jika tidak ada langkah konkret, gelombang aksi akan dilipatgandakan.
“Kami akan terus berada di barisan terdepan untuk membela nasib buruh dan kelestarian lingkungan. Mahasiswa tidak akan mundur selangkah pun,” tutup Irsyad.