Cari

MUSDA AMPI sulsel IX, Nurhaldin, Sekali Lagi: “Anak Muda Harus Hadir, Bukan Sekadar Penonton

MAKASSAR, Jumat, 20 Juni 2025* — Sorak sorai tak lagi riuh di ruang Musyawarah Daerah IX AMPI Sulawesi Selatan pada Jumat sore itu. Namun, tepuk tangan dan senyum simpul para peserta Musda belum usai. Di antara gemuruh tepuk tangan itulah, nama Andi Nurhaldin Nurdin Halid kembali menggema, bukan sebagai calon, tetapi sebagai ketua terpilih.

Politikus muda itu terpilih secara aklamasi. Tak ada tandingan. Tak ada debat alot. Dari 24 delegasi kabupaten/kota, semua suara bulat mengarah padanya. “Ini bukan tentang saya pribadi. Ini tentang bagaimana AMPI Sulsel akan terus bergerak, melampaui zaman,” ucap Nurhaldin, dengan nada lirih namun penuh keyakinan.
Tak hanya simbol kontinuitas, terpilihnya kembali Andi Nurhaldin dianggap sebagai konsolidasi kekuatan generasi muda Partai Golkar di Sulawesi Selatan. Putra dari tokoh senior Golkar, Nurdin Halid, itu tak hanya mewarisi nama besar. Ia juga membawa gaya baru: muda, cair, dan menyentuh akar-akar sosial yang sering luput dari radar organisasi politik konvensional.

Musda IX yang digelar di Makassar, jumat, 20/6/2025 itu bukan sekadar forum formal. Ia seperti panggung regenerasi yang diam-diam menakar arah baru. “Beliau membawa semangat berbeda. Tegas, tapi tidak kaku. Ideologis, tapi juga pragmatis,” ujar seorang kader muda dari Bone yang sejak pagi sudah mengenakan rompi kuning khas AMPI.

Pada periode pertamanya, Nurhaldin dinilai berhasil menggerakkan AMPI keluar dari kubu eksklusif politik praktis. Organisasi sayap Golkar itu tampil di ruang-ruang sosial: dari kegiatan kemanusiaan, pelatihan wirausaha muda, hingga gerakan literasi digital di desa-desa.
Kini, pada periode keduanya, tantangannya lebih kompleks. Ia menekankan pentingnya penguatan kaderisasi yang berbasis lokalitas, serta membangun kolaborasi lintas sektor. “Kita tidak bisa lagi bertahan dengan cara lama. Pemuda harus jadi solusi, bukan hanya jadi penonton dalam panggung pembangunan,” ujarnya dalam pidato politiknya.
Sebagian kalangan menyebut, langkah Nurhaldin bukan sekadar kepemimpinan organisasi. Ini sinyal. Isyarat yang pelan-pelan menandai pergeseran wajah baru kekuatan politik muda di tubuh Golkar Sulsel. “AMPI selalu jadi kawah candradimuka. Dulu ada Akbar Tandjung. Ada Yorrys Raweyai. Kini mungkin giliran Sulawesi Selatan,” celetuk seorang tokoh senior Golkar yang turut hadir.
Sementara para peserta Musda mulai meninggalkan ruangan dengan map kuning dan harapan baru, Andi Nurhaldin berdiri sejenak di panggung kecil itu. Matanya menatap ke depan, seperti hendak menerobos ruang waktu.
Mungkin dalam diamnya, ia sedang merancang jalan sunyi yang tak hanya ditaburi slogan, tapi juga jejak yang akan dikenang. (YD)

Terkait: