Palopo — Program Studi S3 Kesehatan Masyarakat Universitas Mega Buana (UMB) Palopo menginisiasi kegiatan edukasi kesehatan bagi anak berkebutuhan khusus di SLB dan masyarakat berprofesi nelayan di Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo, Jumat (18/7).
Kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan melalui kolaborasi dengan Komda PGPKT (Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian) Kota Palopo.
Komda PGPKT Palopo yang menjadi leading sector dalam penanganan gangguan pendengaran di tingkat lokal mendukung penuh inisiatif ini dalam rangka membantu pencapaian target WHO dalam menurunkan angka gangguan pendengaran di masyarakat.
Guna memperluas dampak, kegiatan ini turut melibatkan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kota Palopo, TP-PKK, Dinas Perikanan, BPJS Ketenagakerjaan, Bank Muamalat, serta sejumlah dokter spesialis.
Selain memberikan edukasi tentang pencegahan gangguan pendengaran dan perilaku hidup sehat, kegiatan ini juga meliputi skrining kesehatan bagi anak-anak berkebutuhan khusus di SLB serta kelompok nelayan. Di sela-sela kegiatan, panitia juga membagikan bingkisan sembako kepada masyarakat.
Ketua Komda PGPKT Kota Palopo, Ny. Hj. Isnada Firmanza, mengapresiasi inisiatif UMB Palopo dalam menyelenggarakan kegiatan ini.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada Universitas Mega Buana Palopo atas inisiasinya. Kehadiran UMB Palopo di sini tentu menjadi harapan bahwa kolaborasi ini akan terus berlanjut dan memberikan manfaat yang besar ke depan,” ujarnya.
Rektor Universitas Mega Buana Palopo melalui Ketua Program Studi S3 Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Azniah, SKM., M.Kes., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud implementasi visi dan misi universitas dalam memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat.
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya melibatkan mahasiswa S3, tetapi juga dosen dan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran UMB Palopo.
“Diharapkan kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan tidak hanya menyasar satu komunitas saja, namun dapat menyentuh komunitas lainnya. Kami siap berkolaborasi dengan berbagai pihak demi manfaat yang lebih besar bagi masyarakat,” ungkap Prof. Azniah.
Sebagai bentuk dukungan konkret, pada kesempatan ini juga dibagikan alat bantu dengar kepada masyarakat yang membutuhkan, serta modul atau buku saku panduan kesehatan pendengaran berbasis kearifan lokal bagi nelayan.
Salah satu mahasiswa S3 Kesehatan Masyarakat yang juga merupakan dokter spesialis THT, dr. Hj. Iin Fatimah Hanis, Sp.THT, menjelaskan bahwa buku saku ini disusun atas bimbingan Program Studi S3 Kesmas dan diterbitkan oleh Komda PGPKT Palopo.
“Modul ini memuat panduan bagi nelayan untuk mengenali dan mencegah gangguan pendengaran serta cara merawat telinga secara mandiri,” ujarnya.
Menurutnya, program ini penting karena sebagian besar nelayan di Palopo menggunakan perahu dengan mesin tempel yang memiliki tingkat kebisingan mencapai 100 desibel, sehingga sangat berisiko terhadap gangguan pendengaran jika tidak diintervensi sejak dini.
Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam meningkatkan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan, khususnya kesehatan telinga, sekaligus bentuk nyata sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan berdaya.